CHAPTER 10
Cyber Shrinks: Expanding the Paradigm
Review:
ISU
KLINISI ONLINE
MEMPERLUAS
PARADIGMA
Profesi kesehatan mental secara online: melakukan penelitian, pengujian, berkomunikasi
dan konseling dengan
pasien, mengawasi, mengajar, konsultasi, dan melakukan bisnis psikologi.
Turkle (2005) mengutip, "di dunia maya kata-kata Anda perbuatan
Anda, kata-kata Anda tubuh Anda.
Dan Anda merasa ini kata-perbuatan dan kata-tubuh ini cukup naluriah."
Untuk klinisi, langkah pertama dalam arena baru biasanya orang, etika dan hukum. Pada titik ini, pedoman hukum dan etika
bagi para profesional kesehatan mental dapat diterapkan untuk dunia maya walaupun
tidak sempurna. Masalahnya ada ketika menerapkan teori-teori psikologis, hukum, dan
asumsi tentang perilaku luasnya komunikasi dunia maya.
Kami memiliki teori cyberqueer, yang sekarang berlaku
untuk kita semua. Cyberqueer teori berlaku untuk kita semua karena kita sekarang dapat keluar
dengan cara apapun yang kita inginkan, pencampuran Dicey atau pedih fantasi dan
realisme adalah norma. Semua orang bisa berbohong atau mengungkapkan identitas
mereka yang sebenarnya secara online. Kebebasan ini membuatnya bahkan lebih
sulit bagi dokter untuk memahami cyborg dan menavigasi jiwa mereka (dan kita)
di dunia maya.
GAMBARAN UMUM DARI PENELITIAN
MULAI DARI PENELITIAN UNTUK PRAKTIK PROFESIONAL
|
Ada beberapa kekhawatiran bahwa dokter harus diingat ketika Reviewing penelitian. Riset
online, pengujian, dan bereksperimen berbasis Internet memiliki keuntungan yang jelas (Allman, 2002; Lukoff,
2005). Di sisi positifnya adalah meningkatnya akses ke peserta, terutama khusus
seperti penyandang cacat, orang
tua, atau kelompok lain yang mungkin tidak berpartisipasi dalam penelitian karena stigma (misalnya, kesepakatan-obat
atau pelanggaran seksual). Juga, lebih dapat
dicapai dalam waktu kurang dan dengan
pengeluaran keseluruhan yang lebih
rendah.
Tapi ada sisi negatifnya. Efek negatif dari penelitian berbasis internet
termasuk ketidakmampuan untuk berdiskusi, lebih ketergantungan
pada
teknologi komputer, kurangnya
generalisasi, dan ketidak akuratan dalam mengintegrasikan data dengan hasil online dan dari pengobatan. Selanjutnya, keamanan tes adalah masalah yang
signifikan secara online, karena setiap percobaan dalam domain publik dapat
bajakan (Naglieri et al., 2004). Namun, percobaan dan pengujian
menggunakan internet cepat
menjadi metode standar penelitian
(Reips, 2000)
Sepuluh tahun yang lalu para ahli khawatir bahwa Internet
akan merusak generasi muda kita, menghancurkan keluarga, menyedot semua waktu kita dan mengubah kita menjadi robot. Akibatnya, gangguan
baru yang disebut Internet Addiction muncul (Young, 2005, 1998, 1996).
Perkiraan awal waktu online terlalu banyak berkisar dari 4 sampai 10 jam per
minggu. Sekarang, 2 sampai 10 jam per hari tidak selalu muncul untuk
menyebabkan masalah. Pemuda berusia 8-18 yang diklasifikasikan sebagai pengguna internet berat
dengan Internet Survey Kaiser (Roberts et al., 2005) melaporkan menghabiskan
lebih banyak waktu dengan teman, keluarga, rekreasi dan pekerjaan paruh waktu. Para peneliti
menyimpulkan bahwa hasil ini "waktu yang dihabiskan dengan media,
identik dengan
waktu yang diambil dari kegiatan lain" (Rainie & Horrigan, 2005).
Salah satu studi paling awal meneliti korelasi psikologis dan sosial penggunaan
internet menemukan bahwa 10% sampai 15% dari siswa perguruan tinggi lebih
mungkin mengalami depresi, isolasi sosial, dan drop-out dari sekolah sebagai
akibat dari penggunaan internet yang berlebihan.
KONEKSI ONLINE-OFFLINE
Psikologi
D. Jacobs, Prof. Emeritus di Loma Linda University
di Redlands, California
dan otoritas terkemuka pada perilaku kompulsif yakini merupakan pengalaman dan premorbid
tertentu. Terutama
trauma, Jacobs memandang adanya perilaku berulang. Entah
online atau offline, sebagai
strategi penguarangan kecemasan atas stress
manajemen. Jacobs menemukan
bahwa aksesibilitas dan privasi online
tertentu seperti belanja online, perjudian, dan
cyber porno dapat meningkatkan potensi kecanduan seseorang. Tapi,
Jacobs memperingatkan
bahwa ini “transferensi”
atau kemungkinan terjadi hanya pada individu yang
memiliki kecenderungan (D. Jacobs,
komunikasi pribadi,
17 October 2005)
Peneliti lain beranggapan bahwa internet
patologi itu tidak ada (Knott dan
Taylor, 2005). Mereka percaya bahwa internet patologi itu hanya ACTED
secara online. Atau kondisi
yang sudah ada sebelumnya
Misalnya
orang yang pemalu bisa belajar bagaimana berkomunikasi dengan orang
lain secara
online dan kemudian bisa jadi keterampilan baru untuk menghadapi pertemuan.
Komunikasi online menimbulkan
gairah,
rasa malu, keintiman, dan
otonomi yang dapat menghambat atau memfasilitasi perilaku positif atau offline (Morahan-Martin
dan Schumacher 2000).
KEJAHATAN
SEKSUAL DAN POTENSI KERUGIAN
Seksualitas secara online
adalah kekhawatiran berbasis internet terbesar bagi orang tua, orang dewasa yang
bekerja untuk anak-anak, dan terapis pasangan Namun
data seksualmaya ada
3 kegiatan : cyber, cyber perilaku
seksual kompulsif dan pornografi anak online.
(Quayle dan Taylor 2005).
Ada
perbedaan dalam jenis cybersex
laki-laki dan wanita. Pria cenderung untuk mengeksploitasi gairah seksual untuk aktivitas
online. Sementara,
wanita terlibat dalam emosional intim dengan chatting
pertama sebelum gressing pro
untuk keintiman seksual. Beberapa peneliti telah menentukan bahwa konstruksi dunia maya anonimitas dan rasa malu pelaku cybersex,
cyber stalking dan 30%
dari
perilaku seksual secara online
ini bermigrasi
offline.
Disamping itu, teknologi internet sangat berbahaya.
Menilai bagaimana kegiatan
cybersex dapat mempengaruhi pengembangan secara offline
generasi muda. Anak-anak bisa mengakses situs porno dari ipod atau gadget
mereka. Remaja Swedia, usia 15-18 tahun dilaporkan bahwa mereka banyak melakukan hubungan sex
secara offline dan menggunakan pengaman untuk mencegah kehamilan. Sayangnya,
banyak remaja
yang juga dilaporkan bahwa ketika melakukan hubungan sex
anal mereka tidak menggunakan pengaman karna melihat kontak seksual secara online.
Praktik sex ini tidak aman dan kemungkinan menyebabkan penyakit menular seksual (Haggstron-Nordin
2005)
MANAJEMEN RISIKO
DI DUNIA MAYA
MASALAH HUKUM
DAN ETIKA
Kurangnya
panduan dan standar dalam dunia maya
dianggap serius. Banyak klinisi yang sudah berkomunikasi dengan para pasien
mereka dan rekan-rekan online. Beberapa dari mereka mungkin masih terus
melakukan online atau terapi menggunakan sistem hibrida, sementara yang lainnya
menghindari praktek dunia maya
sepenuhnya karena mereka yakin bahwa intervensi psikologis dunia maya tidak
efektif. Alleman (2002) merangkum isu-isu hukum psikologi yang menempatkan
klinisi dalam dua pilihan, yaitu sebuah kegilaan negara dan hukum lokal tanpa
perlindungan didirikannya layanan internet. Jika seorang profesional percaya
bahwa resiko untuk praktek psikoterapi etika online sangat besar, seharusnya ia
berusaha untuk tidak melakukannya. Ini tidak mengubah fakta bahwa bagaimanapun
klinisi yang lainnya memiliki kesimpulan yang berbeda, klien masih akan terus
mencari konseling online. Kedepannya, resiko etika terbesar yang kita hadapi
adalah bahwa kita akan menulis aturan atau menegakkan hukum sedemikian rupa
dengan kompeten. Klinisi dengan prinsip "dipaksa" untuk mengecualikan
diri dari ketersediaan online. Hal ini
tidak etis untuk membuat perangkap seperti itu, terlebih untuk klien yang hanya
mencari bantuan melalui teknologi yang tersedia oleh mereka
KEWAJIBAN PROFESIONAL
Sebuah
artikel terbaru di California Psychological Association (CPA)
menguraikan bahwa
kewajiban
tidak mampu untuk melindungi pasien dan kerahasiaan
psikolog dalam dunia digital. Dari perspektif manajemen risiko, ini adalah
mimpi buruk klinisi karena dunia maya tidak dapat dikontrol. CPA Artikel
membahas cara-cara untuk melindungi informasi pribadi dengan menggunakan alat
web "terbaru",
Zaba Search,
seharusnya dapat digunakan untuk melindungi informasi online Anda. Namun,
itu
tidak lagi operatif. Pencurian identitas bisa menjadi dilema hukum bagi dokter yang
mempertahankan kehadiran online. Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk
melindungi komunikasi online. Perangkat lunak enkripsi dan firewalls sangat dianjurkan tetapi sulit untuk menginstalnya dan harganya cukup mahal. Meskipun isu-isu dunia maya dalam praktek
profesional mungkin tampak lebih seperti ilmu fiksi daripada ilmu, Skinner dan
Zack (2004) mengusulkan bahwa semua masalah manajemen risiko secara online ini
tidak lebih dapat diatasi daripada di kantor.
KOMPETENSI DAN LINGKUP PRAKTEK
Pedoman khusus untuk praktek online
telah didirikan oleh beberapa organisasi profesional. The British Association
for Counseling Practitioners menawarkan pedoman online bagi para klinisi yg
mencakup topik-topik penting seperti lingkup prakteknya, assesment kesesuaian
klien, legal dan etika mandat, supervisi online, proteksi data dan penyimpanan. Bagaimanapun pedoman khususnya, belum sesuai dengan
organisasi profesional di U.S dan Kanada. Psikolog dan pengacara American
Psychology Association (APA), David Nickelson mengakui bahwa telemedicine
sekarang secara teratur menggunakan tekonologi untuk tujuan diagnosa, tetapi
terapi online yang ada pada titik ini tidak cukup diterima tanpa adanya
keahlian. Sebagai hasil, para profesional butuh alasan yg bagus untuk
mengalokasikan waktu dan sumber investasi modal dalam perawat online terbaru. Akhirnya, Kraut(2004), menyarankan masalah terapi online
dapat segera diselesaikan. Kita tidak yakin dimana layanan profesional menggunakan
internet mendapatkan tempat atau dimana seharusnya terapi online itu. Tetapi, kami
yakin bahwa offline dan online terapi akan berlanjut untuk memberikan tantangan
dan metode terbaik.
KEMUNCULAN MASALAH KLINIS
THEORY IN CYBERSPACE (PRO-KONTRA)
Faktor yang menyebabkan Pro dalam
Online Treatment : Para Klinisi akan bekerja secara online karna akan
memberikan akses yang lebih besar untuk melayani orang-orang. Meningkatkan
efisiensi pelayanan karna biaya yg efektif dan didorong oleh tuntutan yang
jelas akan pelayanan. Faktor yang menyebabkan Kontra : Suler (2005), percaya bahwa
para klinisi tidak familiar dengan isu online dan dia merasa cemas akan masa
depan terapi offline. Dia membicarakan topik penting seperti menganalisa dunia
maya sebagai analisa psikologis, membandingkan online dan offline terapi, efek
dan bagaimana cara mengevaluasi teks sebagai barometer untuk status mental
seseorang. Poin disini adalah para klinisi harus siap untuk menguji hipotesis
mereka tentang pasien secara online sama seperti saat mereka melakukannya
dikantor dan jangan berasumsi apakah online terapi baik/buruk. Tidak seperti
interaksi face to face, terapi melalui tekas memilik 1 keuntungan yang jelas
yaitu menjelaskan dan menyimpan secara detail tentang percakapan sebelumnya.
Bagaimanapun klinisi dan pasien harus meninjau kembali,menjelaskan ulang
tentang masalah yang dihadapi sebagaimana yg mereka butuhkan.
KHASIAT PERAWATAN
ONLINE
International Society for Mental
Health Online (ISMHO) adalah salah satu awal profesional sumber daya khusus
yang dirancang untuk membantu konsumen. ISMHO dibentuk pada tahun 1997 untuk
mempromosikan pemahaman dan pembangunan online komunikasi, informasi, dan
teknologi internasional kesehatan mental masyarakat. Mereka sekarang memiliki
lebih dari 200 anggota dari banyak negara. ISMHO menyediakan forum diskusi di
mana clinicians bisa berkonsultasi tentang internet-related profesional,
masalah atau mengambil keuntungan dari konferensi profesional kasus lain. Ini
juga mendidik konsumen tentang terapi online.
PERLUASAN
PARADIGMA KLINIS
Menjadi ahli terapi online mungkin
terdapat kegagalan. Kebanyakan dari kami yang bekerja secara online untuk
mengatasi perawatan tradisional, kemampuan analisis interaksi antara mesin,
teknologi dan manusia, tentu akan berkembang. Pasien yang komunitasnya tinggal
di pedesaan tertentu pasti mempunyai ketakutan yang mempunyai rasa stigma
tentang kondisi mereka. Atau yang mengalami mobilitas mempunyai batasan
kesulitan untuk memulai pengobatan tatap muka.
Dengan kata lain, para profesional yang bekerja di dunia maya masih perlu
menilai, berkonsultasi, mencoba strategi pengobatan yang berbeda, dan
terus-menerus menganalisis dinamika cyborg. Jelas online tidak sama dengan
offline. Struktur kekuasaan horisontal budaya cyber dan dunia maya psikologi
menggerakkan kita melampaui transferensi dan kontra transferensi menjadi double
helix intersubjektif. Bahkan jika kita tidak online secara
profesional, semakin banyak pasien kami akan memiliki masalah online.
Internet telah memberi
kita kesempatan sebagai
komunikator kesehatan untuk-contoh online keterbatasan asumsi
pribadi dan profesional kami. Untungnya, perubahan paradigma ini memaksa kita dan
profesi kita untuk menjadi lebih efektif,
membuat psikologi lebih mudah diakses oleh orang-orang yang
membutuhkan dan menciptakan wacana lebih bermakna di
sekitar topik keragaman. Mari kita berharap bahwa sensasi dan realitas dari
interaksi dunia maya akan mengubah sistem-sistem psikologi yang memerlukan perbaikan, memperluas, dan
meningkatkan nilai koneksi
kita satu sama lain .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar