Follow Us @soratemplates

Senin, 07 Maret 2016

Kesehatan Mental - PENGANTAR

Ilustrasi kesehatan mental
© Wavebreakmedia /Shutterstock


I. PENGANTAR

A.    Orientasi dan Pendeketan Kesehatan Mental
            Kesehatan mental merupakan terjemahan dari istilah mental hygiene. Mental (dari kata Latin : mens,  mentis) berarti jiwa, nyawa, sukma, roh, semangat, sedangkan hygiene  (dari kata Yunani : hugiene) berarti ilmu tentang kesehatan. Mental hygiene sering juga disebut psikohygiene.  Psyche (dari kata Yunani : psucho) berarti napas, asas kehidupan, hidup, jiwa, roh, sukma, semangat. Ada orang yang membedakan antara mental hygiene dan psikohygiene. Mental hygiene menitik beratkan kehidupan kerohanian, sedangkan psikohygienen menitik beratkan manusia sebagai totalitas psikofisik dan psikom.
            Kesehatan mental adalah kondisi atau keadaan mental yang sehat serta terwujudnya keharmonisan yang sungguh-sungguh antara fungsi jiwa untuk menghadapi segala masalah. Definisi kesehatan mental menurut WHO merupakan status kesejahteraan dimana setiap orang dapat menyadari secara sadar terkait kemampuan dirinya, kemudian dapat mengatasi berbagai tekanan dalam kehidupannya, dan dapat bekerja secara produktif yang berimbas pada kemampuan dirinya dalam memberikan kontribusi pada lingkungan sekitar. Saparinah Sadli, mengemukakan tiga orientasi dalam kesehatan jiwa, yaitu:
1.      Orientasi Klasik
            Seseorang dianggap sehat bila ia tidak mempunyai kelakuan tertentu, seperti ketegangan, rasa lelah, cemas, rendah diri atau perasan tak berguna, yang semuanya menimbulkan perasaan “sakit” atau rasa “tak sehat” serta mengganggu efisiensi kegiatan sehari-hari. Sebaliknya orang yang tidak dapat menyesuaikan diri digolongkan sebagai tidak sehat mental. Kelemahan dari Orientasi ini adalah :
Ø  Simptom-simptom bisa terdapat juga pada individu normal
Ø  Rasa tidak nyaman dan konflik bisa membuat individu berkembang dan memperbaiki diri.
Ø  Sehat atau sakit tidak bisa didasarkan pada ada atau tidaknya keluhan


2.      Orientasi penyesuaian diri
            Orang dianggap sehat secara psikologis bila ia mampu mengembangkan dirinya sesuai dengan tuntutan orang-orang lain serta lingkungan sekitarnya. Normal dalam orientasi ini terbagi menjadi dua yaitu :
a.       Normal secara statistik            : Apa adanya
b.      Normal secara normatif           : Individu bertingkah laku sesuai budaya setempat.

3.      Orientasi pengembangan potensi
            Seseorang dikatakan mencapai taraf kesehatan jiwa, bila ia mendapat  kesempatan untuk mengembangkan potensialitasnya menuju kedewasaan, ia bisa dihargai oleh orang lain dan dirinya sendiri. Dalam psiko-terapi (Perawatan Jiwa) ternyata yang menjadi pengendali utama dalam setiap tindakan dan perbuatan seseorang bukanlah akal pikiran semata-mata, akan tetapi yang lebih penting dan kadang-kadang sangat menentukan adalah perasaan. Telah terbukti bahwa tidak selamanya perasaan tunduk kepada pikiran, bahkan sering terjadi sebaliknya, pikiran tunduk kepada perasaan. Dapat dikatakan bahwa keharmonisan antara pikiran dan perasaanlah yang membuat tindakan seseorang tampak matang dan wajar. Sehingga dapat dikatakan bahwa tujuan Hygiene mental atau kesehatan mental adalah mencegah timbulnya gangguan mental dan gangguan emosi, mengurangi atau menyembuhkan penyakit jiwa serta memajukan jiwa.

B.     Konsep Sehat
            Konsep Kesehatan Mental Berdasarkan Dimensi :
1.      Emosi
Emosi adalah reaksi kompleks yang mengandung tingkatan aktivitas yang tinggi dan diikuti perubahan dalam kejasmanian serta berkaitan dengan perasaan yang kuat. Sehat secara emosional adalah kemampuan seseorang untuk mengekspresikan emosinya seperti marah, senang, sedih, takut, benci, bosan.



2.      Intelektual
Intelektual berhubungan dengan kecerdasan dalam berfikir, dimana kita mampu untuk berfikir dalam mengolah informasi dengan baik dan memecahkan masalahyang dihadapi.

3.      Sosial
Sehat secara sosial adalah sehat dalam bersosialisasi dengan masyarakat dan lingkungan sekitar tanpa membeda-bedakan ras, agama, suku, status sosial sehingga dapat hidup bersama dengan damai.

4.      Fisik
Sehat jasmani merupakan komponen penting dalam arti sehat seutuhnya. Berupa sosok manusia yang berpenampilan kulit bersih, mata bersinar, rambut tersisir rapi, berpakaian rapi, berotot, tidak gemuk, nafas tidak bau, selera makan baik, tidur nyenyak, gesit dan seluruh fungsi fisiologi tubuh berjalan normal.

5.      Spiritual
Spiritual merupakan komponen tambahan pada definisi sehat oleh WHO dan memiliki arti penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Setiap individu perlu mendapat pendidikan formal maupun informal, kesempatan untuk berlibur, mendengar alunan lagu dan musik, siraman rohani seperti ceramah agama dan lainnya agar terjadi keseimbangan jiwa yang dinamis dan tidak monoton.

C.    Sejarah Perkembangan Kesehatan Mental
Ø Demonologi Awal
            Para arkeolog menemukan kerangka manusia Zaman Batu dengan lubang sebesar telur pada tengkoraknya.  Interpretasi yang muncul terhadap lubang tersebut adalah bahwa nenek moyang kita di zaman prasejarah percaya bahwa perilaku abnormal merefleksikan adanya pengaruh dan serangan dari roh-roh jahat. Menggunakan teknik yang disebut trephination yaitu menciptakan sebuah jalur melalui tengkorak sebagai jalan keluar bagi roh jahat tersebut.

Ø Masa Roma dan Yunani Kuno
            Abad 5 SM, Hippocrates (Bapak Kedokteran; penemu ilmu medis modern) memisahkan ilmu medis dari agama, magic dan takhyul. Ia menolak keyakinan yang berkembang pada masa Yunani itu bahwa Tuhan (dewa) mengirimkan penyakit fisik dan gangguan mental sebagai bentuk hukuman. Hippocrates menjelaskan tentang pentingnya otak dalam mempengaruhi pikiran, perilaku dan emosi manusia. Menurutnya, otak adalah pusat kesadaran, pusat intelektual dan emosi. Sehingga jika cara berpikir dan perilaku seseorang menyimpang atau terganggu berarti ada suatu masalah pada otaknya (otaknya terganggu).  Ia merupakan pelopor somatogenesis – suatu ide yang menyebutkan bahwa kondisi soma (tubuh) mempengaruhi pikiran dan perilaku individu. Jika soma (tubuh) seseorang terganggu, maka pikiran dan perilakunya juga akan terganggu. Selain Hippocrates, ada juga dokter dari Roma yang mencoba memberikan penjelasan naturalistik tentang gangguan psikotik. Mereka adalah Asclepiades dan Galen. Keduanya mendukung perlakuan yang lebih manusiawi dan perawatan di rumah sakit bagi para penderita gangguan mental 

Ø Zaman Kegelapan (The Dark Ages) dan kembalinya demonologi
            Kematian Galen (130 – 200 M) sebagai dokter terakhir pada masa klasik Yunani menandai dimulainya Zaman Kegelapan bagi dunia medis dan bagi perawatan serta studi tentang perilaku abnormal. Para pemuka agama pada masa itu melakukan suatu upacara untuk mengeluarkan pengaruh roh jahat dari tubuh seseorang. Metode tersebut dinamakan exorcism. Perwakilan Gereja Katolik Roma meyakini bahwa penyihir membuat perjanjian dengan iblis, mempraktekkan ritual setan dan melakukan tindakan-tindakan mengerikan seperti memakan bayi dan meracuni hasil panen. Pada tahun 1484, Pope (Paus) Innocent VIII meminta kepada para pendeta di Eropa untuk mencari para tukang sihir dan mengumumkan hukuman mati bagi penyihir.
            Selama dua abad berikutnya, lebih dari 100.000 orang yang dituduh sebagai tukang sihir telah dibunuh. Untuk menemukan tukang sihir dibuat buku panduan dan dilakukan “tes terapung”. Tertuduh yang tenggelam dan terbenam dianggap tidak bersalah sedangkan tertuduh yang dapat mempertahankan kepala mereka di atas permukaan air dianggap bersekutu dengan iblis. Apapun hasilnya mereka akan mati.  Witch hunting mulai mereda pada abad 17 dan 18. Di Spanyol pada tahun 1610, berbagai tuduhan terhadap tukang sihir yang ditangkap dinyatakan batal. Di Swedia, pada tahun 1649, Queen Christina memerintahkan untuk membebaskan semua tukang sihir kecuali mereka yang benar-benar terbukti melakukan pembunuhan. Di Perancis, tahun 1682, Raja Louis XIV mengeluarkan dekrit tentang pembebasan tukang sihir.  Eksekusi terakhir terhadap tukang sihir dilakukan di Swiss pada tahun 1782. Sampai akhir Zaman Pertengahan, semua penderita gangguan mental dianggap sebagai tukang sihir.

Ø  Pada Zaman Pertengahan dan Renaissance (400 – 1500 M)
            Kalangan gereja dan Kristen meluaskan pengaruhnya. Gangguan mental kembali dihubungkan dengan pengaruh spiritual dan supranatural (Demonologi). Rennaisance bermula di Italia pada tahun 1400-an dan menyebar secara berangsur-angsur ke seluruh Eropa. Zaman ini dianggap sebagai peralihan dari dunia pertengahan menuju dunia modern. Ironisnya, ketakutan akan penyihir juga mengalami peningkatan, terutama pada akhir abad ke-15 sampai akhir abad ke-17.

Ø  Pembangunan Asylums selama Renaissance (Zaman Pencerahan)
            Pada abad 15 dan 16, di Eropa mulai dilakukan pemisahan dengan serius antara penderita gangguan mental dari kehidupan sosialnya. Disana dibangun suatu tempat penampungan yang disebut Asylums. Di asylums itu ditampung dan dirawat penderita gangguan mental dan para gelandangan. Mereka dibiarkan untuk tetap bekerja dan tidak diberi suatu aturan hidup yang jelas. Tahun 1547, Henry VIII membangun London’s Hospital of St. Mary of Bethlehem (kemudian terkenal dengan nama Bedlam – kata yang umum digunakan pada saat itu untuk menyebut rumah sakit), sebagai rumah sakit pasien gangguan mental. Kondisi di Bedlam saat itu cukup menyedihkan: suasananya sangat bising, para penghuninya dirantai di tempat tidur mereka dan dibiarkan terbaring di tengah kotoran mereka atau berkeluyuran tanpa ada yang membantu. Kemudian Bedlam berkembang menjadi hiburan masyarakat untuk mencela dan menonton tingkah laku orang sakit jiwa tersebut. Bedlam sendiri kemudian menyediakan tiket untuk dijual kepada masyarakat.

Ø  Gerakan Reformasi : the insane as sick
            Konsep baru tentang gangguan dan penyakit mental muncul dalam Revolusi Amerika dan Perancis sebagai bagian dari proses pencerahan (renaisans) bidang rasionalisme, humanisme dan demokrasi politik. Orang gila (insane) kemudian dianggap sebagai orang sakit.    Chiarugi di Italia dan Muller di Jerman menyuarakan tentang treatment rumah sakit yang lebih humanis. Tetapi perwujudan konsep baru dalam bidang ini dipelopori oleh Phillipe Pinel (1745 – 1826). Pinel kemudian memulai pekerjaannya dari asylums di Paris yang bernama La Bicetre) pada tahun 1793. Kemudian pada tahun 1795 dia ditempatkan di Salpetriere (rumah sakit jiwa untuk wanita). Ia membebaskan pasien dari ikatan rantai dan pasung kemudian memperlakukannya sebagai seorang yang sakit dan tidak diperlakukan seperti seekor hewan. Pinel berpendapat bahwa rumah sakit seharusnya merupakan tempat untuk treatment bukan untuk mengurung. Menurutnya, pasien gangguan mental pada dasarnya adalah orang normal yang selayaknya didekati dengan perasaan iba, memahami mereka serta diperlakukan sesuai dengan martabatnya sebagai individu. Pinel juga menentang adanya hukuman dan pengusiran bagi para penderita gangguan mental. Pinel berpendapat bahwa rumah sakit seharusnya merupakan tempat untuktreatment bukan untuk mengurung. Menurutnya, pasien gangguan mental pada dasarnya adalah orang normal yang selayaknya didekati dengan perasaan iba, memahami mereka serta diperlakukan sesuai dengan martabatnya sebagai individu. Pinel juga menentang adanya   hukuman dan pengusiran bagi para penderita gangguan mental. Semangat Pinel diteruskan oleh British Quakers yang membangun ‘asylums for the insane’ yang pada waktu itu berkonotasi sebagai tempat pengungsian dan tempat istirahat.  Pada awal abad 19, rumah sakit di Amerika dan Inggris menekankan ‘moral treatment’ untuk memulihkan kesehatan mental melalui inspirasi spiritual, studi dan perhatian yang penuh kebajikan (benevolent care).

Ø  1812
            Benjamin Rush menjadi salah satu pengacara yang mula-mula menangani masalah penyakit mental secara humanis. Publikasinya yang berjudul ”Medical Inquiries and Observations Upon Diseases of The Mind” menjadi buku teks psikiatri Amerika yang pertama.

Ø  1842
            Psikiater mulai masuk Rumah Sakit dan berperan, menggantikan para ahli hukum.

Ø  1843
            Di AS +/- terdapat 24 RS dengan jumlah tempat  tidur = 2.561 buah untuk menangani gangguan mental.

Ø  1908
            Clifford Beers (mantan penderita manik depresif), menulis buku “A Mind that Found Itself” yang berisi tentang pengalamannya sebagai pasien mental dan menceritakan kekejaman di Rumah Sakit. Mendirikan Masyarakat Connecticut untuk Mental Health yang kemudian berubah menjadi Komite Nasional untuk Kesehatan Mental (The National Committee for Mental Hygiene).

Ø  1909
            Sigmund Freud mengunjungi AS dan mengajar psikoanalisa di Univ. Clark di Worcester, Massachusetts.

Ø  1910
            Emil Kraepelin pertama kali menggambarkan penyakit Alzheimer. Mengembangkan alat tes untuk mendeteksi gangguan epilepsi.


Ø  1918
            Asosiasi Psikoanalisa Amerika membuat aturan bahwa hanya lulusan kedokteran dan yang menjalankan praktek psikiatri yang dapat menjadi calon peserta pelatihan psikoanalisa.

Ø  1920-an
            Komite Nasional Untuk Kesehatan Mental menghasilkan satu set model undang-undang komitmen yang dimasukkan ke dalam aturan pada beberapa negara bagian. Juga membantu penelitian2 yang berpengaruh pada kesmen, peny. mental dan treatment yang membawa perubahan nyata pada sistem perawatan kesmen. Harry Stack Sullivan yang mengawasi pasien skizofrenia, menunjukkan adanya pengaruh lingkungan teraupetik ketika pasien dapat dikembalikan ke masyarakat.

Ø  1930-an
            Psikiater mulai menginjeksikan insulin sebagai treatment pasien skizofrenia. Hali ini menyebabkan shock dan koma sementara.

Ø  1936
            Agas Moniz mempublikasikan laporan tentang pembedahan otak manusia pertama.Akibatnya antara th 1936-1950-an diperkirakan telah dilakukan pembedahan sebanyak 20.000 prosedur terhadap pasien gangguan mental di AS.


Sumber:
Feist, J & Feist, G.(2010). Theories of Personality. 7th edition.Boston: Mc Graw Hill
https://www.scribd.com/doc/165017954/Buku-Kesehatan-Mental
https://www.scribd.com/doc/134181140/MAKALAH-KESEHATAN-MENTAL-docx
http://sharenruth.blogspot.co.id/2013/03/konsep-perkembangan-pendekatan.html

http://nurfitrizalehaamma.blogspot.co.id/2015/03/pengantar-kesehatan-mental.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar