Awalnya individu
harus mengerti apa nilai pekerjaaan itu. Nilai pekerjaan seseorang bergantung
dengan bagaimana individu itu melihat pekerjaan itu sendiri. Umumnya pekerjaan
dinilai sebagai kegiatan manusia yang diarahkan untuk kemajuan manusia, baik
kemajuan rohani maupun jasmani. Pekerjaan memerlukan pemikiran yang sadar
sehingga bisa dengan bebas dapat mengarahkan kegiatannya kepada suatu tujuan
tertentu. Dan tujuan yang dicari dalam pekerjaan yaitu menjadikan pekerja
menjadi “baik”. Baik disini maksudnya adalah menjadikan pekerja lebih terpenuhi
kebutuhan hidupnya dan keluarganya, dan mereka menghindari aktifitas mereka
yang menjadikan mereka “buruk”. Dan disini atasan juga berperan penting dalam
mengubah sikap karyawan mereka agar dapat bekerja lebih keras dan mencapai
kinerja pekerjaan yang lebih tinggi. Karyawan diusahakan supaya menyukai
pekerjaan yang ia dapatkan agar dapat menghasilkan kinerja yang baik. Manajer
dalam mengubah sikap karyawan juga harus memiliki kemampuan yang tepat,
misalnya diberi bonus jika bisa menyelesaikan pekerjaan tepat waktu. Diberikan
reward dan punishment kepada karyawan tersebut, sehingga memunculkan sikap take
and give. Ada pula hal-hal yang dicari dalam pekerjaan adalah sebagai berikut:
1. Mencari
Penghasilan
Hal
ini adalah hal yang paling dasar yang mendorong seseorang untuk bekerja.
Untuk mencari nafkah (uang), untuk mencukupi kebutuhannya dan keluarga. Hal ini
juga yang biasa digunakan sebagai pertimbangan dalam memilih suatu pekerjaan.
Semakin besar gaji (uang) yang ditawarkan oleh pekerjaan tersebut, maka semakin
menarik perkerjaan itu. Banyak orang yang berpindah-pindah kerja untuk mencari
gaji yang lebih tinggi.
2. Pengembangan
Diri
Adalah
tabiat manusia untuk ingin berkembang menjadi lebih baik. Orang bekerja karena
mereka ingin mencari pengembangan (potensi) diri mereka. Mereka akan
mencari pekerjaan dimana mereka dapat mengembangkan diri mereka disana.
Pekerjaan dengan jenjang karir bagus dimana berarti ada peluang pengembangan
diri selalu menjadi incaran. Pertimbangan yang lain adalah korelasi pekerjaan
dengan bidang keilmuan dan minat mereka.
Keseusaian ini akan mempermudah dalam pekerjaannya, dan sebagai salah satu bentuk pengembangan diri mereka.
Keseusaian ini akan mempermudah dalam pekerjaannya, dan sebagai salah satu bentuk pengembangan diri mereka.
3. Mencari
Teman/Sarana Bersosialisasi
Manusia
adalah makhluk sosial yang perlu untuk bersosialisasi. Maka manusia perlu
bekerja untuk menambah teman dan relasi mereka. Sebagai media dan tempat mereka
untuk bersosialisasi. Dalam hal ini faktor yang menjadi pertimbangan adalah
lingkungan kerja dan juga rekan kerja. Lingkungan kerja yang nyaman dan rekan
kerja yang kooperatif menjadi pertimbangan seseorang dalam memilih suatu
perkerjaan.
4. Mencari
Kebanggaan/Kehormatan Diri
Hal
lain yang dicari oleh orang dengan bekerja adalah kebanggaan dan kehormatan
diri. Orang yang mencukupi kebutuhan dirinya dengan bekerja lebih terhormat
dibandingkan orang yang tergantung pada orang lain. Pada beberapa orang,
kehormatan diri juga bergantung dari jenis pekerjaan, tempat
kerja dan nama perusahaan. Ada orang yang merasa lebih terhormat dengan
bekerja sebagai pegawai kantoran. Dan ada juga orang yang bangga dengan bekerja
di perusahaan top.
Umumnya psikologi digunakan dalam
bidang HRD dalam sebuah perusahaan untuk menentukan bagaimana seorang individu
ditempatkan di sebuah bdiang pekerjaan. Juga mengatur bagaimana prestasi
seorang pekerja akan dinilai dan direward. HRD juga bekerja di bagian manajemen
SDM, mereka juga menilai motivasi kerja, kepuasan kerja serta moral dari
seorang pekerja.
B.
Proses
Mencari Pekerjaan
Proses
perkembangan dalam pemilihan pekerjaan bagi individu dijelaskan oleh Donald
Super. Perkembangan pemilihan karier pekerjaan dibagi menjadi lima tahap, yaitu
:
Ø Cristalization
Individu
berusaha mencari berbagai bekal ilmu pengetahuan dan keterampilan melalui
pendidikan formal dan nonformal untuk persiapan masa depan hidupnya.
Ø Spesification
Individu
akan meneruskan pendidikannya pada jenjang khusus yang sesuai dengan minat-bakatnya.
Masa spesifikasi ini lebih mengarah pada jalur pendidikan yang menjurus pada
taraf professional atau keahlian.
Ø Implementation
Individu
mulai menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh pada masa
sebelumnya, secara nyata dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan bidang
keahlian atau profesi nya. Misalnya setelah ia lulus dalam pendidikan psikologi
nya ia berprofesi sebagai seorang psikolog
Ø Stabilization
Individu
menekuni bidang profesinya sampai benar-benar ahli di bidangnya sehingga
individu dapat mencapai prestasi puncak. Taraf ini ditandai dengan prestasi individu
menduduki posisi penting, misalnya direktur perusahaan,dsb
Ø Consolidation
Setelah
mencapai puncak karier, individu mulai memikirkan kembali sesuatu yang telah
dilakukan selama ini baik yang berhasil maupun yang gagal.
Fase remaja sangat penting untuk
dilalui oleh anak-anak karena akan memengaruhi masa depan mereka. Terutama
dalam hal bagaimana anak-anak mendeskripsikan siapa diri mereka serta bagaimana
mereka bersikap terhadap lingkungan mereka di masa depan. Jika anak-anak gagal
menjalani fase remaja dengan baik, maka tugas-tugas perkembangan mereka di fase
usia selanjutnya akan rentan terganggu. Apalagi tugas perkembangan yang utama
dilakukan dalam fase remaja adalah untuk mencari identitas diri. Identitas diri
mencakup bagaimana seorang anak melihat diri mereka, bagaimana mereka menilai
kelebihan dan kekurangannya, bagaimana mereka menentukan bayangan sosok ideal
yang mereka ingin perankan, serta bagaimana mereka menentukan bayangan masa
depan yang mereka inginkan. Ketika anak-anak pada usia ini gagal mengetahui
siapa identitas mereka, maka mereka akan mengalami kebingungan yang akan rentan
berdampak pada tugas-tugas perkembangan mereka selanjutnya.
Proses mencari identitas diri juga
bukanlah suatu hal yang mudah. “Anak-anak harus mengeksplorasi diri mereka di
dalam lingkungan serta menghadapi tantangan lingkungan, sementara di waktu yang
bersamaan mereka juga mengalami perubahan-perubahan di aspek fisik, kognitif,
dan psikologis, yang membuat mereka harus beradaptasi,” lanjut Pustika. Proses
yang tidak mudah inilah yang membuat anak-anak kerap terkesan “labil”.
C.
Memilih
Pekerjaan yang Cocok
Untuk memilih
pekerjaan yang cocok dengan diri sendiri pertama-tama kita harus bisa mengetahui
karakteristik kita sendiri. Biasanya kita dapat mengikuti tes-tes psikologi
yang tersedia, atau umumnya saat kita mau melamar pekerjaan kita diberikan tes
psikologi yang menilai dimana seorang pekerja akan ditempatkan nantinya ketika
ia sudah diterima. Ada pula ketika sekolah individu dapat mencari tahu bakat
dan minat dirinya dari tes-tes psikologi yang diberikan sekolahnya dahulu. Atau
bahkan kita dapat mengobservasi diri kita sendiri, mencari bagaimana gaya
belajar kita, apa minat dan hal yang kita senangi. Dari hasil-hasil tersebut
kita dapat memilih pekerjaan yang cocok dengan karakteristik kita.
Contoh-contoh karakteristik adalah seperi: Orang yang memiliki perpaduan
Koleris dan Sanguin (atau sebaliknya), biasanya memiliki kemampuan untuk
memimpin karena semangat dan kepercayaan dirinya tinggi, cocok untuk bekerja
dalam posisi yang harus memimpin orang lain. Orang yang memiliki perpaduan
Sanguin dan Plegmatis (atau sebaliknya), biasanya memiliki kemampuan dalam
membina relasi dan persahabatan, dapat bekerja di bidang konseling atau bidang
pelayanan social atau bidang pelayanan lainnya. Orang yang memiliki perpaduan
Plegmatis dan Melankolis (atau sebaliknya), biasanya punya kemampuan untuk
menganalisa karena ketelitian dan kecermatannya, bisa bekerja dalam bidang
adiministrasi atau keuangan. Orang yang memiliki perpaduan Melankolis dan
Koleris (atau sebaliknya), biasanya punya semangat kerja dan produktivitas yang
sangat tinggi. Itu hanyalah beberapa contoh dari banyaknya karakteristik yang
ada untuk menemukan bidang pekerjaan yang tepat. Dengan mengetahui
karakteristik yang individu miliki, kita dapat bekerja dengan efektif dan
produktif karena adanya ketepatan dengan karakteristik yang kita miliki.
Sumber:
Atwater, E., 1983, Psychology of
Adjustment, Personal Growth in a Changing Worls, 2nd Ed., Prentice Hall,
New Jersey
Schultz, D., 1983, Psikologi
Pertumbuhan, Model-Model kepribadian yang Sehat, Kanisius, Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar